Apa Itu Islam Moderat?

Islam Moderat merupakan suatu istilah yang muncul ketika Islam dipertemukan dengan sesuatu yang bersifat berbeda, banyak, majemuk, dan istilah lain yang hampir sama. Islam Moderat juga memiliki keterkaitan yang erat dengan negara Indonesia., karena Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki masyarakat majemuk serta penduduknya mayoritas beragama Islam.

            Islam Moderat berasal dari dua kata, Islam dan Moderat. Islam merupakan salah satu agama, sedangkan moderat memiliki arti tersendiri. Menurut KBBI, Moderat berarti “selalumenghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem” dan “berkecenderungan kea rah dimensi atau jalan tengah”. Moderat juga berasal dari bahasa latin moderatus yang secara bebas dapat diartikan sebagai lunak, sedang, menengah. Lalu, ada istilah moderatisme yang berarti suatu sikap untuk mengambil jalan tengah dari suatu ide ketika dihadapkan dengan konflik terhadap ide lain, dengan kata lain kompromistis atau kooperatif.

            Lalu, Islam Moderat sendiri memiliki banyak pengertian. Banyak para ahli barat dan ahli dari Indonesia yang mendebatkan pengertian dari Islam Moderat. Jadi, pemgertian Islam Moderat sendiri sangat sukar ditetapkan. Definisi-definisi yang ada sangat beragam, karena adanya konteks yang berbeda dalam pengunaannya. Tetapi, dari sekian banyak pengertian yang diungkapkan, pada dasarnya memiliki intisari yang sama.

Ariel Cohen yang juga menjabat peneliti senior di The Heritage Foundation mendefinisikan Islam moderat sebagai seorang muslim yang tidak sependapat bahwa jihad akbar sebagai tiang maupun dimensi utama keimanan. Sebaliknya, muslim yang moderat adalah mereka yang selalu mengedepankan dialog dan kompromi terhadap muslim lain yang memiliki penafsiran berbeda terhadap al-Qur’an dan komunitas non-muslim. Pengertian tersebut hanya terbatas pada seorang muslim yang memiliki penafsiran berbeda terhadap Al-Qur’an. Menurut Cohen, muslim yang moderat tidak mendukung aksi-aksi kekerasan.terhadap komunitas Syi’ah, Sufi, Kristian, Yahudi, dan Hindu. Sebaliknya, ia sangat menghormati hak-hak individu untuk berbeda pandangan, beribadah kepada Allah dengan cara yang mereka pilih, ataupun untuk tidak beribadah dan bahkan untuk tidak beriman. Ia juga melakukan berdakwah dengan cara yang lembut dan tanpa paksaan serta menggunakan cinta dan akal.

Sedangkan menurut John L. Esposito, seorang Muslim yang moderat adalah invidu yang hidup dan bekerja di dalam masyarakat, mencari perubahan dari bawah, menolak ekstrimisme keagamaan, dan menganggap kekerasan dan terorisme sebagai tidak sah. Definisi tersebut memiliki intisari yang sama dengan definisi yang diungkapkan oleh Ariel Cohen, yaitu mencari jalan tengah dari perbedaan yang ada.

Di kalangan para ahli di Indonesia pun juga terjadi perdebatan mengenai definisi Islam Moderat. Selain dari kalangan ilmuan, perdebatan juga terjadi di kalangan komunitas-komunitas agama. Dari perdebatan yang ada juga menghasilkan definisi yang beragam.

PPIM UIN Syatif Hidayatullah dan juga Muhammad Ali mengungkapkan definisi Islam Moderat yang hampir sama. Menurut mereka, Islam Moderat adalah Islam yang mengedepankan akhlak dan perilaku yang baik dalam menghadapi keberbedaan yang ada di sekelilingnya tanpa adanya aksi-aksi kekerasan.

Abdurahman Wahid yang merupakan Presiden RI yang ke-4, membagi Islam Moderat dalam dua konteks, individu dan kelembagaan. Menurut Gus Dur, dalam konteks individu, Islam Moderat bisa diartikan sebagai setiap Muslim yang menerima dan menghargai pandangan dan keyakinan yang berbeda sebagai fitrah; tidak mau memaksakan kebenaran yang diyakininya kepada orang lain, baik secara langsung atau melalui pemerintah; menolak cara-cara kekerasan atas nama agama dalam bentuk apa pun; menolak berbagai bentuk pelarangan untuk menganut pandangan dan keyakinan yang berbeda sebagai bentuk kebebasan beragama yang dijamin oleh Konstitusi negara kita; menerima Dasar Negara Pancasila sebagai landasan hidup bersama dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus final dalam kehidupan berbangsa dan berngera yang melindungi perbedaan dan keragamaan yang ada di tanah air. Sedangkan dalam konteks kelembagaan, Islam Moderat berarti kelompok yang memiliki karakteristik seperti yang tercermin dalam karakteristik individu moderat, ditambah dengan visi dan misi organisasi yang menerima Dasar Negara Pancasila sebagai landasan hidup bersama bangsa Indonesia dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsensus final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jadi, dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh para tokoh terkemukaka memiliki intisari yang sama, tergantung konteksnya. Islam Moderat merupakan suatu sikap seorang Muslim dalam menghadapi keberbedaan yang ada, yaitu dengan cara mencari sebuah jalan tengah tanpa menyakiti pihak manapun. Keberbedaan yang dimaksud sangatlah banyak macamnya, seperti Agama, Suku, Budaya, Pendapat, dan lain sebagainya. Menjadi Muslim yang moderat, perilaku kita tidak terlalu kaku dan kita tidak terlalu radikal dalam berfikir dan bertindak. Kita tidak berfikir secara radikal bukan berarti kita tidak berfikir secara kritis. Bukan berarti kita melenceng dari hokum-hukum Islam. Karena terkadang seorang Muslim yang moderat dianggap sebagai muslim yang liberal. Ketika bermoderat, kita selalu berfikir secara kritis bagaimana mencari jalan tengah untuk menghadapi suatu perbedaan dan kita berbicara hanya dengan sebatas ilmu pengetahuan yang telah kita miliki. Kita juga tidak bisa disebut sebagai Muslim yang berfatwa dari ilmu yang kita dapat secara instan, kita berbicara atas dasar ilmu yang telah kita dapat ketika bersekolah, mondok, mengikuti kajian selama bertahun-tahun.

Dunia semakin berkembang, Agama Islam pun juga terus bergerak mengikuti zaman yang ada. Maka, dalam bermoderat pun juga semakin beragam sesuai dengan konteks yang ada. Karena zaman dahulu pasti berbeda dengan zaman sekarang.


Komentar